Prajurit TNI Dibunuh Rekannya Sendiri, Jangan Sampai Rakyat Hilang Kepercayaan Pada TNI Seperti Polri
JAKARTA — WARTA POLRI | Seorang prajurit muda TNI AD ditemukan tewas setelah mengalami penganiayaan brutal oleh rekan seunitnya sendiri. Tragedi ini bukan sekadar insiden kekerasan internalini adalah tamparan keras bagi wajah institusi militer yang selama ini digadang-gadang sebagai garda terdepan penjaga kehormatan bangsa. Sabtu,9/8/2025.
Kematian ini menyulut kemarahan besar dari keluarga korban dan publik. Ayah korban dalam tangis dan amarahnya menyampaikan.
Saya serahkan anak saya ke negara untuk dijaga dan dididik menjadi prajurit, bukan untuk dibunuh oleh sesama rekannya sendiri,” imbuhnya terhadap publik.
Tak cukup dengan permintaan maaf atau klarifikasi. Keluarga dan publik menuntut hukuman maksimal, bahkan hukuman mati bagi pelaku, jika terbukti melakukan penganiayaan dengan niat jahat hingga menyebabkan kematian. Ini bukan hanya soal keadilan untuk korban, tapi ujian nyata bagi komitmen TNI dalam menjaga wibawa dan integritasnya di mata rakyat Indonesia.
Kini, pertanyaannya kepada siapa lagi rakyat Indonesia harus percaya. Institusi Polri sudah terpuruk dalam krisis kepercayaan publik akibat rentetan kasus kekerasan, suap, dan penyalahgunaan wewenang.
Apakah TNI akan mengikuti jejak yang sama. Apakah militer kita juga akan kehilangan kepercayaan rakyat karena ulah segelintir oknum di dalamnya.
Kalau TNI gagal menangani kasus ini dengan tegas, transparan, dan adil, maka bersiaplah menghadapi gelombang kekecewaan rakyat yang jauh lebih besar. Karena rakyat tidak bisa terus-menerus dituntut untuk “percaya”, sementara institusi terus-menerus mempertontonkan kegagalan dalam melindungi anggotanya sendiri.
Gambar penganiayaan yang beredar luas di media sosial menjadi bukti nyata kekejaman yang terjadi. Tidak ada belas kasih, tidak ada rasa kemanusiaan. Seorang prajurit muda dikeroyok hingga tak bernyawa oleh orang yang seharusnya menjadi saudara seperjuangan.
Apa makna kata “solidaritas militer” jika yang terjadi justru pembantaian dalam barak sendiri
Masyarakat Indonesia tercengang dan muak. Ini bukan hanya aib institusi, ini adalah alarm bahaya yang menunjukkan bahwa budaya kekerasan masih tumbuh subur di balik tembok ketat barak militer.
Seringkali, pelanggaran dalam tubuh militer hanya ditangani secara internal, tanpa transparansi kepada publik. Tapi kali ini berbeda. Ini adalah soal nyawa, soal moral, dan soal kepercayaan.
TNI harus bersikap tegas. Hukum jangan hanya tajam ke luar, tapi juga harus tajam ke dalam.
Jika pelaku benar terbukti bersalah, rakyat menuntut proses hukum terbuka, akuntabel, dan setimpal. Jangan ada perlindungan, jangan ada pengaburan fakta, dan jangan ada kompromi.
TNI saat ini sedang berdiri di persimpangan sejarah. Apakah akan tetap menjadi simbol kepercayaan rakyat dan kehormatan bangsa, atau akan mengikuti jejak Polri tenggelam dalam lumpur kecurigaan, ketidakpercayaan, dan kemarahan publik.
Satu tindakan tegas bisa menyelamatkan nama besar institusi. Tapi satu kelalaian bisa menghancurkannya di mata rakyat. Negara tidak boleh kalah. Dan keadilan tidak boleh tunduk oleh pangkat.@Red.