Tindakan Brutal Kapolres Sinjai, AKBP Harry Azhar Pukul Pendemo, Masyarakat Geram Atas Arogansi Aparat, Copot Kapolres Sinjai Dari Jabatannya
SINJAI – WARTA POLRI | Sikap brutal dan arogansi kembali dipertontonkan oleh aparat kepolisian dalam menangani aksi unjuk rasa. Kali ini, sorotan tajam publik tertuju kepada AKBP Harry Azhar, Kapolres Sinjai, Sulawesi Selatan, yang terekam kamera sedang memukul seorang demonstran dengan tongkat kayu. Selasa,2/9/2025.
Peristiwa mengejutkan ini terjadi di halaman Gedung DPRD Sinjai, saat ratusan mahasiswa dan pemuda dari berbagai elemen turun ke jalan menyuarakan aspirasi rakyat. Demonstrasi yang berlangsung damai berubah menjadi kericuhan setelah Kapolres terlihat memprovokasi situasi dengan tindakan kekerasan yang tidak semestinya dilakukan oleh seorang pimpinan penegak hukum.
Dalam video berdurasi 1 menit 26 detik yang kini viral di berbagai platform media sosial, terlihat jelas AKBP Harry Azhar mengambil tongkat kayu dari salah satu anggotanya. Tanpa ragu, ia mengayunkan tongkat tersebut ke arah massa yang sedang berusaha mempertahankan barisan.
Kejadian tersebut terjadi saat situasi semakin memanas dan terjadi aksi dorong-mendorong antara mahasiswa dan aparat di depan Gedung DPRD. Alih-alih menenangkan situasi, Kapolres justru terlihat mundur dan memberi instruksi kepada pasukan untuk maju di depan massa. Tak lama, bentrokan pecah, dan suara jeritan terdengar bersahutan dari barisan demonstran.
Tindakan ini mengundang kecaman keras dari masyarakat dan aktivis pro-demokrasi, yang menyebut tindakan Kapolres sebagai bentuk arogansi kekuasaan yang memancing kemarahan massa. Bukannya menjadi penengah dan pelindung warga, Kapolres justru tampil sebagai sosok yang represif dan antikritik.
Aksi Damai Berujung Ricuh demo yang dimulai sejak siang itu berlangsung untuk menuntut Pemerintah Kabupaten Sinjai agar segera menurunkan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2), mencabut tunjangan DPRD, menangkap dan mengadili koruptor, menghentikan militerisme dan kekerasan aparat terhadap demonstran, serta mewujudkan pendidikan gratis untuk rakyat.
Massa yang terdiri dari mahasiswa, pemuda, dan perwakilan masyarakat berusaha masuk ke halaman DPRD untuk menyampaikan langsung tuntutan kepada para pejabat. Namun, mereka dihadang oleh 422 aparat gabungan dari Polri, TNI, Satpol PP, Damkar, Brimob, Dishub, hingga tenaga kesehatan.
Ketegangan semakin tinggi ketika pagar berduri yang dipasang di depan gedung berhasil dijebol oleh massa. Beberapa pejabat, termasuk Bupati Ratnawati Arif, Wakil Bupati Andi Mahyanto, dan Ketua DPRD Andi Jusman sempat menemui demonstran, namun suasana sudah telanjur panas akibat tindakan aparat.
Kecaman Mengalir Deras “Kapolres Arogan dan Tidak Pantas terlihat di beberapa rekaman video yang beredar di media sosial serta dalam rekaman pemukulan tersebut memicu gelombang protes lanjutan dari berbagai organisasi mahasiswa dan masyarakat sipil. Banyak yang menilai bahwa AKBP Harry Azhar telah melampaui batas kewenangan dan etika sebagai seorang perwira polisi.
“Ini bukan sekadar pelanggaran etika, tapi kriminalisasi terhadap hak berekspresi. Seorang Kapolres yang memukul rakyatnya sendiri jelas menunjukkan watak otoriter dan arogan,” ujar seorang aktivis dari Front Mahasiswa untuk Keadilan Rakyat.
Kecaman juga datang dari kalangan akademisi, tokoh masyarakat, dan lembaga bantuan hukum yang mendesak Kapolda Sulawesi Selatan dan Mabes Polri untuk segera mengevaluasi dan mencopot AKBP Harry Azhar dari jabatannya.
Profil AKBP Harry Azhar adalah Sosok Pimpinan Kontroversial dan sebelumnya dikenal sebagai perwira menengah yang sempat bertugas di beberapa wilayah di Sulawesi. Ia menjabat sebagai Kapolres Sinjai sejak awal 2024, menggantikan pejabat sebelumnya dalam rangka rotasi internal Polri.
Namun, selama masa jabatannya di Sinjai, AKBP Harry sudah beberapa kali disorot karena pendekatan keras terhadap aktivis dan masyarakat sipil. Bahkan, menurut sejumlah laporan, pendekatannya dalam menjaga keamanan seringkali tidak mengedepankan dialog, melainkan tekanan dan kekuatan aparat.
Tindakan memukul demonstran ini menjadi puncak dari rangkaian dugaan penyimpangan sikap yang dilakukan olehnya. Publik menilai, sosok ini lebih mencerminkan mental militeristik daripada seorang pemimpin pelindung rakyat.
Tuntut Keadilan dan copot AKBP Harry Azhar dari jabatannya dan usut Kekerasan terhadap Demonstran. Gelombang kemarahan rakyat belum berhenti. Demonstran berencana menggelar aksi lanjutan untuk menuntut.
√ Pencopotan Kapolres Sinjai AKBP Harry Azhar.
√ Pengusutan tuntas tindakan kekerasan terhadap mahasiswa.
√ Penjaminan hak berpendapat di muka umum
√ Evaluasi total terhadap pendekatan represif aparat di daerah.
Publik kini menanti, apakah Polri akan membiarkan arogansi merajalela, atau menunjukkan keberpihakan pada rakyat dengan memberikan sanksi tegas kepada anggotanya yang menyimpang dari konstitusi dan nilai-nilai demokrasi.@Red.