Tak Berkutik! Pemasok Senjata KKB Dibekuk Satgas Damai Cartenz, Bukti dan Jaringan Mulai Terbongkar
PUNCAK JAYA — WARTA POLRI | Aparat penegak hukum kembali menunjukkan taringnya, dalam operasi yang berlangsung cepat, presisi, dan tanpa kompromi, Satuan Tugas (Satgas) Operasi Damai Cartenz berhasil membekuk dua orang yang diduga kuat sebagai bagian dari jaringan pemasok senjata dan amunisi kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah. Rabu,1/10/2025.
Penangkapan ini berlangsung di Kampung Karubate, Distrik Muara, pada Senin,29/9/2025 kemarin. Kedua pelaku yang ditangkap masing-masing berinisial Erek Enumbi alias Udara dan Hugon Gire alias Yemiter Murip. Keduanya diduga menjadi bagian penting dalam rantai pasokan amunisi ke kelompok KKB pimpinan Ternus Enumbi alias Tesko salah satu dalang aksi kekerasan dan teror di Papua.
“Penangkapan ini adalah hasil dari kerja keras intelijen dan informasi dari masyarakat. Keduanya kami tangkap tanpa perlawanan. Barang bukti cukup kuat untuk menyeret jaringan lainnya,” tegas*Brigjen Pol Faizal Ramadhani, Kepala Operasi Damai Cartenz, dalam keterangannya yang dikutip dari Antara.
Dalam penangkapan tersebut, aparat menyita sejumlah barang bukti yang memperkuat dugaan keterlibatan kedua tersangka dalam suplai logistik senjata bagi KKB. Di antaranya sebagai berikut.
* 6 butir amunisi kaliber 9 mm.
* 2 butir amunisi kaliber 7,62 mm.
* 4 butir amunisi kaliber 5,56 mm.
* 1 tas selempang, kantong plastik biru, dan dua lembar daun pisang yang digunakan sebagai wadah penyimpanan amunisi.
* 1 unit ponsel merek Tecno Spark yang kini sedang diperiksa untuk menelusuri komunikasi dan transaksi lainnya
Wakil Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Pol Adarma Sinaga, menyampaikan bahwa pihaknya masih mendalami asal-usul senjata dan amunisi yang berhasil disita dari tangan kedua tersangka. Ia menegaskan, tidak ada ruang aman bagi siapapun yang terlibat dalam jaringan pemasok senjata ilegal.
“Operasi penegakan hukum akan terus kami lakukan tanpa henti. Siapa pun yang terlibat akan kami kejar hingga ke akar-akarnya. Tidak ada kompromi untuk pengkhianat bangsa,” ujar Kombes Adarma dengan nada tegas.
Di tengah keberhasilan penangkapan ini, sejumlah media nasional juga menyoroti dugaan adanya keterlibatan oknum aparat dalam rantai penyediaan amunisi. Meski begitu, pihak Kodam XVII/Cenderawasih menyatakan masih menunggu hasil penyelidikan dan pemeriksaan lanjutan, dan belum memberikan pernyataan resmi terkait keterlibatan internal.
Namun demikian, operasi ini menjadi tamparan keras bagi kelompok KKB dan jaringan simpatisannya. Penangkapan pemasok logistik tempur mereka secara tidak langsung memukul kemampuan mereka dalam melancarkan aksi teror di wilayah pegunungan Papua.
Keberhasilan ini tak lepas dari sinergi luar biasa antara intelijen, satuan operasi, dan informasi masyarakat. Aparat penegak hukum yang terlibat dalam operasi ini patut mendapatkan apresiasi tinggi dari seluruh rakyat Indonesia. Ketegasan mereka dalam menghadapi ancaman separatis bersenjata menjadi bukti bahwa negara tidak pernah kalah menghadapi kelompok perusak kedaulatan.
Masyarakat diimbau untuk terus mendukung aparat keamanan dengan memberikan informasi terkait aktivitas mencurigakan, terutama yang berhubungan dengan peredaran senjata dan amunisi ilegal.
“Kami tidak akan berhenti sampai jaringan ini benar-benar dibongkar. Kepada masyarakat, jangan takut. Laporkan jika melihat aktivitas mencurigakan. Negara hadir dan akan melindungi,” tutup Kombes Adarma.
Penangkapan ini menjadi satu dari sekian banyak operasi yang menunjukkan keseriusan negara dalam memberantas KKB dan seluruh simpatisannya. Dengan terungkapnya nama-nama, barang bukti, serta metode penyimpanan amunisi yang mereka gunakan, jalur penyelundupan senjata berlahan mulai terang benderang.
Kedua tersangka kini masih menjalani pemeriksaan intensif di Markas Satgas Damai Cartenz, dan penyidik telah mengantongi sejumlah nama lain yang diduga terlibat. Tak diragukan, langkah selanjutnya adalah pengungkapan jaringan lebih luas, hingga para aktor intelektual di balik pasokan senjata ke kelompok separatis tersebut.@Red.