Bejat dan Memalukan, Oknum Polisi Tak Bermoral Rusak Nama Institusi, Hati Dipenuhi Nafsu Porno, Lupa Amanah dan Iman
LUWU — WARTA POLRI | Di tengah sorotan tajam terhadap institusi kepolisian, publik kembali dikejutkan oleh ulah tak terpuji seorang oknum aparat penegak hukum yang justru bertindak sebagai pelanggar hukum. Seorang anggota Polri, yang seharusnya menjadi pelindung dan pengayom masyarakat, diduga kuat melakukan perselingkuhan dengan istri orang lain. Perilaku bejat ini tidak hanya mencoreng nama baik kepolisian, tetapi juga menjadi tamparan keras bagi nilai moral dan etika dalam tubuh institusi tersebut. Minggu,20/4/2025.
Dalam masyarakat yang sudah jenuh dengan tingkah laku oknum aparat, kabar seperti ini menyulut kemarahan dan kekecewaan mendalam. Laki-laki berseragam ini seolah lupa bahwa kehormatannya sebagai anggota Polri datang bersama tanggung jawab besar. Namun sayangnya, alih-alih menjaga martabat dan integritas, ia justru mempertontonkan perilaku memalukan, memperturutkan nafsu syahwat dan merusak rumah tangga orang lain.
Sungguh miris, di tengah kepercayaan publik yang mulai tumbuh kembali terhadap institusi penegak hukum, justru muncul tikus-tikus busuk di dalamnya yang menggigiti nilai moral dan merobek-robek marwah Polri.
Di zaman yang penuh fitnah ini, perzinahan dan perselingkuhan telah menjadi wabah yang merusak tatanan keluarga. Laki-laki beristri, perempuan bersuami, terjerat dalam hubungan haram yang hanya menyisakan kehancuran. Padahal, dalam Islam, pernikahan adalah mitsaqan ghalizha perjanjian yang kokoh yang dibangun di atas dasar cinta, tanggung jawab, dan rahmat dari Allah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah berzina seorang pezina ketika ia berzina dalam keadaan beriman.” (HR. Bukhari dan Muslim). Ini bukan perkara sepele. Ini adalah tindakan yang mengikis iman, mengundang murka Allah, dan membuka pintu kehancuran dunia akhirat.
Oknum polisi yang tergelincir dalam dosa ini bukan hanya mengkhianati pasangannya sendiri, tetapi juga menghancurkan rumah tangga orang lain. Ia bukan sekadar mencuri waktu atau perhatian, melainkan mencuri kehormatan dan kepercayaan hal yang tak ternilai harganya.
Sebagai seorang anggota kepolisian, ia terikat pada kode etik profesi dan sumpah jabatan. Namun semua itu seakan diabaikan demi hasrat sesaat. Di saat masyarakat membutuhkan figur teladan, justru aparat inilah yang menjadi biang kerusakan moral.
Institusi Polri perlu mengambil tindakan tegas dan tidak lagi menoleransi kelakuan semacam ini. Jangan sampai rakyat menganggap semua aparat sama, hanya karena satu-dua oknum yang bermental bobrok dan tak punya malu.
Kami mendesak agar institusi Polri segera menindak tegas oknum tersebut secara hukum dan etik. Jangan ada lagi pembiaran terhadap kelakuan bejat yang hanya akan menggerogoti kepercayaan publik. Hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu, karena keadilan bukan milik kelompok elite, tetapi milik seluruh rakyat.
Mari kita renungi bersama bahwa menjaga keutuhan rumah tangga dan kehormatan pribadi adalah bagian dari ibadah. Jika penjaga keamanan saja tak mampu menjaga dirinya sendiri dari maksiat, kepada siapa lagi rakyat harus berharap.
Kepada oknum tersebut, sadarilah bahwa Allah Maha Melihat. Taubat selalu terbuka, tapi tak akan bisa menghapus luka yang sudah kau tinggalkan. Bertobatlah sebelum ajal menjemput dan hisab dimulai. Jangan sampai seragam kehormatanmu menjadi kain kafan bagi harga dirimu sendiri.@Red.