Cinta Tak Kenal Usia, Ali, Pemuda 29 Tahun, Nikahi Nenek 76 Tahun dengan Mahar Rp 200 Ribu, Pernikahan Fenomenal di Ponorogo
PONOROGO — WARTA POLRI | Media sosial beberapa waktu terakhir dihebohkan dengan kisah cinta tak biasa yang terjadi di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Ali Nusyahid, pemuda berusia 29 tahun, menikahi Yainem, seorang wanita berusia 76 tahun. Kabar pernikahan unik ini seketika menjadi viral di berbagai platform media sosial, bahkan menjadi trending topic yang menarik perhatian banyak orang. Meski pernikahan mereka mendapat banyak perhatian, Ali dan Yainem tampak bahagia menjalani kehidupan rumah tangga mereka yang baru dimulai. Rabu,19/2/2025.
Pernikahan ini dilakukan dalam prosesi ijab-qobul yang sederhana namun penuh makna di rumah Yainem, di Dusun Bandungan, Slahung, Ponorogo. Proses perkenalan mereka juga tergolong singkat, dimulai sekitar sebulan lalu, ketika Ali pertama kali bertemu dengan Yainem di pasar tradisional Slahung pada bulan Oktober. Ali mengungkapkan kepada awak media bahwa pertemuan tersebut terjadi secara kebetulan, dan berawal dari obrolan iseng di pasar. “Awalnya iseng juga sih, ke pasar terus langsung ketemu ibunya ini. Saya tanya mau atau tidak. Kalau mau ya lanjut. Alhamdulillah,” ujar Ali dengan senyum bahagia.
Ali yang sehari-hari bekerja sebagai petani ini tidak peduli dengan komentar orang-orang yang memperbincangkan hubungan mereka. Baginya, yang terpenting adalah kebahagiaan bersama pasangannya. Ia mengungkapkan, “Terserah orang mau ngomong apa. Yang penting kami bahagia. Semoga saya bisa membimbing keluarga.”
Yang menarik dari pernikahan ini adalah mahar yang diberikan Ali kepada Yainem, yaitu sebesar Rp 200.000. Meskipun jumlahnya terbilang kecil, Ali menegaskan bahwa hal tersebut bukanlah ukuran kebahagiaan dalam sebuah pernikahan. “Sing penting sah dan halal, masalah mahar bukan ukuran. Istri saya pun tidak keberatan dengan mahar segitu,” ujar Ali, yang merasa bahwa cinta dan kebahagiaan jauh lebih penting daripada hal-hal materi.
Pernikahan ini mendapat perhatian khusus dari Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Slahung, Tajul Mujahidin, yang turut mengaku terkesan dengan kisah cinta mereka. Menurut Tajul, selama ia menjabat sebagai kepala KUA sejak 2014, ini adalah pertama kalinya ia menikahkan pasangan dengan selisih usia yang hampir setengah abad. “Kalau untuk pembinaan pernikahan, kalau umur sekian (76 tahun) dengan umur sekian (29 tahun), ada yang katakan bisa ada yang katakan sulit,” kata Tajul. Namun, meski ada perbedaan usia yang sangat signifikan, Tajul melihat Yainem begitu bahagia dalam menjalani pernikahan ini. “Setelah kami wawancara, Yainem senang, karena ibunya itu akhirnya punya teman di rumah,” tambah Tajul.
Tajul juga memberikan pesan kepada pasangan ini untuk saling menyamakan persepsi dan menjaga keharmonisan rumah tangga mereka. “Semoga pasangan ini bisa bahagia mengarungi hidup berkeluarga,” harapnya.
Lebih jauh lagi, Tajul menegaskan bahwa pernikahan mereka sah secara agama maupun secara hukum negara. “Pernikahan mereka sudah tercatat di KUA Slahung. Semua persyaratan juga sudah dipenuhi. Kebetulan Bu Yainem tidak memiliki saudara, sehingga saya menjadi wali,” ujar Tajul, yang merasa bangga dapat menjadi bagian dari pernikahan bersejarah ini.
Pernikahan Ali dan Yainem ini mengajarkan kita bahwa cinta sejati tidak mengenal batas usia. Dengan segala perbedaan yang ada, mereka membuktikan bahwa kebahagiaan bisa ditemukan meskipun perjalanan hidup mereka begitu berbeda. Ali dan Yainem kini memulai kehidupan baru bersama dengan penuh kebahagiaan, berharap dapat membangun keluarga yang harmonis dan saling mencintai tanpa mempedulikan pandangan orang lain.@Red.