Kapolri Tegaskan, Kritik Pedas Terhadap Institusi Polri Justru Menjadi Sahabat-Nya Polri, Bukan Ancaman Masyarakat Bebas Ungkapkan Kekecewaan
JAKARTA — WARTA POLRI | Dalam sebuah pernyataan yang mengundang perhatian publik, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa siapa pun yang berani mengkritik Polri, khususnya dirinya, adalah sahabat bagi institusi kepolisian. Pernyataan ini muncul sebagai respons terhadap berbagai kritik dan sorotan negatif yang terus mengemuka tentang kinerja dan citra Polri di mata masyarakat. Sabtu,15/3/2025.
Kapolri Listyo Sigit mengungkapkan bahwa ia memberikan ruang sebesar-besarnya bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat, baik itu berupa kritik konstruktif atau bahkan pengungkapan ketidakpuasan terhadap aparat kepolisian. Hal ini, menurutnya, adalah bagian dari upaya untuk mewujudkan Polri yang lebih baik dan lebih dekat dengan rakyat.
“Saya ingin sampaikan kepada masyarakat, siapa yang berani mengkritik saya, mengkritik Polri, saya anggap mereka sahabat. Kritik itu adalah cermin bagi kami, karena tanpa kritik, kami tidak akan tahu apa yang kurang dari kami. Saya memberi ruang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menyuarakan apa yang mereka pikirkan tentang polisi, termasuk keburukan-keburukannya,” ungkap Listyo Sigit dalam sebuah penyampaian di salah satu acara TV swasta di Jakarta.
Pernyataan ini muncul di tengah berbagai tantangan yang dihadapi oleh Polri, mulai dari isu-isu pelanggaran etika, masalah transparansi, hingga tuduhan penyalahgunaan kekuasaan. Kapolri menekankan bahwa Polri harus siap menerima masukan dari semua kalangan, baik itu dari media, masyarakat sipil, maupun pengamat hukum.
Namun, meskipun Kapolri mengundang kritik terbuka, beberapa pihak mempertanyakan sejauh mana Polri benar-benar siap untuk menerima dan menindaklanjuti kritik tersebut. Banyak kalangan menilai bahwa meskipun ada ruang untuk kritik, implementasi dan tindak lanjut terhadap masukan yang diterima masih menjadi pekerjaan rumah bagi kepolisian.
“Memang, Kapolri mengatakan bahwa kritik itu diterima dengan tangan terbuka. Tapi apakah itu akan benar-benar direspon? Ini yang perlu dilihat lebih lanjut. Selama ini banyak kritik yang seakan terabaikan, bahkan diabaikan,” kata beberapa masyarakat.
Sementara itu, di sisi lain, sebagian masyarakat merasa bahwa pernyataan Kapolri ini memberikan sinyal positif akan adanya perubahan dalam internal Polri. Mereka berharap ini menjadi langkah awal untuk menanggulangi masalah-masalah yang sudah lama mencoreng citra kepolisian, seperti kekerasan polisi, ketidakadilan dalam proses hukum, serta kasus-kasus pemerasan yang melibatkan oknum-oknum kepolisian.
“Pernyataan Kapolri ini membuka peluang bagi masyarakat untuk berbicara lebih bebas mengenai Polri. Tentunya, harapan kami adalah kritik-kritik yang disampaikan dapat benar-benar ditindaklanjuti, bukan hanya sekadar retorika belaka,” ujar seorang pengamat kepolisian.
Meski demikian, Kapolri mengingatkan bahwa kritik harus disampaikan secara konstruktif dan bertanggung jawab. Polri, menurutnya, juga berhak untuk melindungi kehormatan institusi dan anggotanya dari fitnah atau informasi yang tidak benar. “Kritik boleh, tetapi hoaks dan tuduhan tanpa bukti itu berbeda. Kami akan tegas terhadap mereka yang menyebarkan informasi palsu,” tegasnya.
Sebagai langkah konkret, Kapolri mengungkapkan bahwa ia juga akan memperkuat program-program internal Polri untuk meningkatkan profesionalisme dan transparansi. Salah satunya adalah peningkatan akuntabilitas dalam setiap tindakan anggota kepolisian, yang nantinya akan diikuti dengan pembenahan dalam pelayanan publik yang lebih ramah dan terbuka.
Dengan adanya ruang bagi kritik, harapan besar muncul di tengah masyarakat agar Polri dapat lebih jujur dan lebih terbuka dalam mengakui kekurangan-kekurangan mereka, sekaligus memperbaiki citra yang selama ini terpuruk akibat perilaku oknum yang merusak. Apakah pernyataan Kapolri ini benar-benar akan berujung pada perubahan nyata? Waktu yang akan menjawabnya.@Red.