Lagu ‘BAYAR POLISI’ Provokasi Masyarakat! Kapolri Anggap Tidak Ada Masalah, Namun Warga Berteriak Ketidakadilan Kepolisian
JAKARTA — WARTA POLRI | Lagu berjudul “BAYAR POLISI” yang diciptakan dan dinyanyikan oleh band Sukatani kini menjadi sorotan utama di seluruh Indonesia. Lagu yang mengkritik keras praktik yang diduga melibatkan anggota kepolisian dalam pungutan liar atau “sogokan” terhadap masyarakat, mengundang reaksi keras dari berbagai pihak. Lagu ini viral di media sosial dan berbagai platform musik, dan kini menjadi pembicaraan hangat di tengah masyarakat yang merasa dirugikan oleh aksi-aksi oknum-oknum polisi yang meresahkan. Minggu,23/2/2025.
Para warga yang mendengarkan lagu tersebut merasa jika isi liriknya menggambarkan kenyataan pahit yang terjadi di banyak daerah, di mana rakyat biasa kerap dipaksa untuk memberikan uang kepada aparat kepolisian demi menghindari masalah hukum, atau bahkan sekadar untuk memperoleh perlakuan yang lebih baik. Lagu tersebut mencerminkan keluhan-keluhan yang selama ini mereka simpan, mengungkapkan rasa frustrasi dan ketidakadilan yang mereka rasakan terhadap institusi kepolisian yang seharusnya melindungi mereka.
Menanggapi viralnya lagu tersebut, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Listyo Sigit Prabowo, mengadakan konferensi pers yang mengejutkan. Di hadapan media, Jenderal Listyo menyatakan bahwa dirinya tidak melihat ada masalah dengan lagu yang mengkritik polisi tersebut. Menurutnya, kritik terhadap kepolisian adalah hal yang wajar dalam demokrasi, dan itu merupakan bentuk kebebasan berpendapat yang dilindungi oleh konstitusi.
“Setiap bentuk kritik terhadap kepolisian, selama itu dilakukan secara damai dan konstruktif, adalah hak warga negara. Kami akan terus berusaha untuk memperbaiki diri, namun kami juga harus melihat bahwa tidak semua kritik itu beralasan. Oleh karena itu, saya tidak melihat ada masalah dengan lagu tersebut,” ujar Jenderal Listyo dalam konferensi pers yang disiarkan langsung di berbagai media.
Namun, pernyataan tersebut justru menambah amarah sebagian masyarakat yang merasa bahwa kepolisian sudah semakin jauh dari tugas utamanya sebagai pelindung rakyat. Mereka berpendapat bahwa meskipun kritik tersebut disampaikan dalam bentuk lagu, itu justru mencerminkan kegelisahan yang sudah lama terpendam. Banyak warga yang merasa bahwa bukan hanya oknum polisi yang terlibat dalam pungutan liar, tetapi juga bahwa tindakan tersebut telah merajalela di banyak daerah, sehingga masyarakat merasa tidak aman dan terancam.
Warga Indonesia, dari berbagai kalangan, mengungkapkan rasa kecewa mereka terhadap sikap kepolisian yang seakan tidak peduli dengan suara rakyat. Sejumlah komunitas dan organisasi masyarakat menganggap bahwa tanggapan Kapolri yang terkesan meremehkan masalah ini semakin memperburuk citra kepolisian yang sudah tergerus selama bertahun-tahun.
“Polisi seharusnya jadi pelindung kami, bukan malah jadi beban. Lagu ini adalah cerminan dari apa yang dirasakan masyarakat yang merasa terpojok oleh tindakan tidak adil yang terus terjadi. Jangan salahkan lagu, salahkan tindakan oknum-oknum yang mengkhianati tugas mereka,” ujar salah seorang warga Jakarta yang menyatakan dirinya merasa tersindir oleh lirik lagu tersebut.
Penyebaran lagu “BAYAR POLISI” di berbagai platform musik dan media sosial juga semakin menunjukkan betapa besar resonansi kritik ini di kalangan masyarakat. Lagu ini tidak hanya menyentuh isu korupsi yang melibatkan kepolisian, tetapi juga mencerminkan rasa putus asa masyarakat terhadap aparat yang seharusnya memberi perlindungan, namun justru menjadi bagian dari masalah yang ada.
Meskipun Kapolri menegaskan bahwa tidak ada masalah dengan lagu tersebut, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa ada ketegangan yang semakin berkembang antara polisi dan masyarakat. Lagu “BAYAR POLISI” tidak hanya mencerminkan kritik terhadap oknum yang terlibat dalam praktik tidak etis, tetapi juga mengungkapkan ketidakpuasan yang mendalam dari masyarakat yang merasa terpinggirkan dan tidak lagi dilindungi oleh mereka yang seharusnya mengayomi. Bagaimanapun, lagu ini telah membuka mata banyak pihak bahwa masih ada pekerjaan rumah besar yang harus diselesaikan oleh institusi kepolisian dalam membangun kembali kepercayaan rakyat.@Red.