Media Grassroots Jadi Corong Pemberitaan Terpercaya di Tengah Terkikisnya Independensi Media Arus Utama
JAKARTA — WARTA POLRI | Dalam beberapa tahun terakhir, media grassroots—atau media yang beroperasi secara independen dan lebih dekat dengan masyarakat—telah menjadi salah satu corong pemberitaan yang sangat berpengaruh. Kepercayaan publik terhadap media mainstream kian menurun, terutama seiring dengan semakin kuatnya pengaruh pihak-pihak tertentu dalam mengendalikan pemberitaan. Hal ini terlihat jelas pada berbagai kasus yang melibatkan pejabat dan aparat negara, di mana banyak informasi yang sengaja disembunyikan atau dimanipulasi oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Minggu,9/2/2025.
Salah satu jaringan media grassroots yang dikenal aktif dalam mengungkapkan berbagai kasus besar adalah Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI). Jaringan media ini memiliki peran vital dalam mengungkapkan kebenaran dan menjaga independensi pemberitaan yang kerap kali dimanipulasi oleh kekuatan politik atau aparat keamanan. Berbagai kasus besar yang sempat terpendam dan tidak terungkap oleh media mainstream justru ditemukan oleh wartawan-wartawan yang tergabung dalam PPWI.
Contoh nyata dari fenomena ini adalah kasus pemerasan terhadap 400 warga Malaysia yang sempat menghebohkan. Kasus ini mengungkapkan bagaimana aparat yang seharusnya bertanggung jawab malah terlibat dalam aktivitas yang merugikan masyarakat. Warga Malaysia tersebut diperas dengan dalih berbagai alasan hukum dan administratif. Namun, kasus ini, yang tidak banyak mendapatkan perhatian di media mainstream, mendapat sorotan tajam dari PPWI yang bekerja keras untuk membongkar kejahatan tersebut dan memberikan suara kepada korban.
Tak hanya itu, kasus lain yang mencuat berkat pemberitaan media grassroots adalah kasus AKBP Bintoro. Dalam kasus ini, seorang pejabat kepolisian yang seharusnya menjadi panutan malah terlibat dalam sejumlah tindakan tidak terpuji yang merugikan banyak pihak. Meskipun kasus ini sempat coba ditutup-tutupi oleh pihak-pihak terkait, termasuk Divisi Humas Polri, media grassroots tetap berhasil mengungkapkan kejahatan tersebut. Ini menjadi bukti bahwa media independen dan berbasis komunitas memiliki peran penting dalam menjaga integritas pemberitaan dan memerangi praktek-praktek korupsi yang sering kali sulit diungkap oleh media mainstream.
Kondisi ini menjadi gambaran yang memprihatinkan, di mana media arus utama semakin terkooptasi oleh kepentingan politik dan institusi tertentu. Wartawan yang seharusnya memegang teguh prinsip independensi kini kerap kali terikat dengan agenda-agenda tertentu, baik itu melalui tekanan langsung maupun tidak langsung dari lembaga seperti Divhumas Polri dan lembaga terkait lainnya. Hal ini semakin memperburuk citra media mainstream, yang seharusnya menjadi tempat publik mencari informasi yang objektif dan akurat.
Peran media grassroots yang dijalankan oleh jaringan seperti PPWI memberikan harapan baru bagi kebebasan pers di Indonesia. Meskipun operasionalnya lebih terbatas dan sumber daya yang dimiliki tidak sebesar media arus utama, mereka mampu menggali informasi yang sulit diakses dan mengungkapkan kasus-kasus yang banyak kali terlewatkan oleh media besar. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan media grassroots semakin vital dalam menjaga demokrasi dan memberikan akses informasi yang transparan kepada publik.
Dibutuhkan sinergi antara media mainstream dan media grassroots untuk membangun ekosistem pemberitaan yang lebih sehat dan terbuka. Keduanya memiliki peran penting: media mainstream dapat menjangkau audiens yang lebih luas, sementara media grassroots berfungsi sebagai pengawas yang menjaga kebenaran dan mengungkapkan kejahatan yang tidak terungkap oleh kekuatan besar. Dengan dukungan masyarakat dan kebebasan pers yang terjaga, pemberitaan yang lebih transparan dan jujur dapat tercipta, demi kepentingan bersama.
Sebagai kesimpulan, meskipun media mainstream kerap kali kehilangan kredibilitasnya di mata publik karena pengaruh berbagai pihak, media grassroots tetap mempertahankan peranannya sebagai pembawa kebenaran. Kasus-kasus seperti pemerasan terhadap warga Malaysia dan tindakan tidak terpuji dari pejabat kepolisian menunjukkan bahwa ketidakberpihakan media grassroots bisa menjadi solusi bagi masyarakat yang mendambakan informasi yang lebih jujur dan bebas dari tekanan politik atau kekuasaan.@Red.

