MEMANAS GELORA KETIDAKPERCAYAAN, Rakyat Menggugat, Suara Massa di Jakarta dan Jawa Tuntut Kapolri Mundur
JAKARTA — WARTA POLRI | Puluhan ribu massa turun ke jalan di berbagai kota besar di Pulau Jawa beberapa waktu lalu, termasuk Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Bandung, dalam gelombang aksi demonstrasi yang semakin membesar. Mereka datang membawa satu pesan keras dan jelas Kapolri harus mundur dan Polri harus bersih-bersih. Rabu,8/10/2025.
Aksi demonstrasi ini menjadi akumulasi dari kemarahan rakyat yang sudah lama terpendam. Kekecewaan terhadap kinerja kepolisian, dugaan tindakan brutalitas, korupsi di internal kepolisian, hingga maraknya kasus pelanggaran etik yang tak kunjung dituntaskan, kini meledak dalam bentuk protes massif di jalanan.
Di Jakarta, ribuan massa memadati kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka, hingga depan Istana Negara sejak pagi sewaktu mengadakan demontrasi. Teriakan-teriakan seperti “Copot Kapolri”, “Reformasi Total Polri”, dan “Kami Tidak Percaya Lagi” menggema tanpa henti. Spanduk besar bertuliskan “POLRI GAGAL JAGA KEADILAN” dibentangkan di tengah-tengah kerumunan.
“Sudah cukup. Kami muak dengan janji-janji pembenahan tapi realitanya justru semakin rusak. Korupsi merajalela, hukum tumpul ke atas tajam ke bawah. Ini bukan institusi yang menjaga rakyat, ini institusi yang melukai rakyat,” ujar Andri Purnomo, salah satu orator aksi di Jakarta, dengan suara menggelegar dari atas mobil komando.
Di Yogyakarta, ribuan mahasiswa dari berbagai kampus besar berbaris menuju Titik Nol Kilometer, menyuarakan aspirasi yang sama. Di Surabaya dan Bandung, para buruh dan aktivis HAM turun ke jalan, memblokade ruas jalan utama dan mendesak Presiden untuk bertindak tegas.
“Kapolri sekarang telah gagal mengembalikan kepercayaan publik. Alih-alih jadi pengayom, Polri justru jadi momok menakutkan bagi rakyat,” kata Siti Nurazizah, aktivis HAM dari LSM Keadilan Rakyat.
Aksi ini bukan tanpa sebab. Dalam beberapa tahun terakhir, kepercayaan publik terhadap Polri terus merosot, diperparah oleh.
√ Kasus pembunuhan yang melibatkan oknum perwira tinggi,
√Skandal perjudian dan narkoba yang diduga melibatkan petinggi kepolisian,
√ Dugaan penggunaan kekerasan berlebihan dalam penanganan demonstrasi mahasiswa,
√ Kriminalisasi terhadap aktivis, jurnalis, dan warga biasa.
Laporan dari lembaga survei independen menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan publik terhadap Polri pada tahun 2025 mencapai titik terendah dalam satu dekade terakhir, hanya 38%, turun drastis dari 67% pada tahun 2020.
Para demonstran membawa sederet tuntutan konkret, antara lain.
1. Copot Kapolri saat ini tanpa kompromi.
2. Bentuk tim independen untuk audit menyeluruh kinerja dan keuangan Polri.
3. Hapus budaya kekerasan dan impunitas di tubuh kepolisian.
4. Libatkan masyarakat sipil dalam proses reformasi Polri.
5. Pastikan transparansi dalam penegakan hukum tanpa pandang bulu.
Massa juga mengancam akan melakukan aksi nasional berjilid-jilid jika pemerintah tak segera merespon. “Ini baru awal. Kalau Kapolri tidak dicopot, jangan salahkan rakyat jika negara lumpuh,” tegas salah satu orator di depan Gedung DPR RI.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Presiden maupun Kapolri menanggapi aksi besar-besaran ini. Ketika dihubungi awak media, pejabat Mabes Polri hanya mengatakan, Kami sedang memantau situasi.
Sikap bungkam ini justru semakin menyulut kemarahan publik. “Kalau Presiden diam, berarti dia membiarkan institusi ini terus membusuk,” kata seorang demonstran di Bandung.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Prof. Mahmud Ridwan, menyebut bahwa gelombang protes ini adalah “tanda bahaya serius” bagi keberlangsungan demokrasi dan negara hukum di Indonesia.
“Ini bukan sekadar protes biasa. Ini adalah ekspresi kolektif dari rakyat yang merasa dikhianati oleh aparat negara. Jika tidak ditanggapi dengan langkah konkret, maka krisis kepercayaan ini bisa berkembang menjadi krisis legitimasi nasional,” ujarnya.
Situasi makin memanas. Ketika suara rakyat tak didengar, jalanan akan terus berbicara. Dan kali ini, rakyat berharap keadilan ditegakkan.
Kapolri dalam sorotan. Polri dalam ujian besar. Dan bangsa ini sedang menuntut perubahan, bukan basa-basi dan janji bohong.@Red.