Menebar Berkah dari Masjid, Jum’at Berkah Masjid Minah Ponrangae, Simbol Harmoni, Iman, dan Kepedulian Sosial
SIDRAP — WARTA POLRI | Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang kerap melupakan esensi kebersamaan dan kepedulian, Masjid Minah Ponrangae tampil sebagai oase spiritual dan sosial yang memancarkan kehangatan serta kasih sayang umat. Program “Jum’at Berkah” yang rutin dilaksanakan setiap hari Jum’at selepas sholat Jum’at menjadi bukti nyata bahwa masjid bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga pusat solidaritas dan kepedulian. Jum’at,25/4/2025.
Setelah para jama’ah menunaikan ibadah sholat Jum’at dengan khusyuk, suasana masjid tidak langsung sepi seperti biasanya. Justru, aroma harum masakan rumahan mulai menyapa hidung, mengiringi senyuman para ibu-ibu yang dengan penuh cinta mempersiapkan sajian makan siang untuk seluruh jama’ah. Meja-meja yang telah disiapkan di serambi masjid dipenuhi dengan berbagai jenis hidangan tradisional dari nasi hangat, ayam kampung goreng, sambal khas Bugis, hingga sayur-sayuran segar hasil bumi sendiri.
Program ini lahir dari semangat gotong royong dan cinta yang tumbuh di hati para ibu-ibu jama’ah masjid. Mereka tak sekadar memasak, tapi melayani dengan hati, menyajikan makanan seolah-olah tengah menjamu keluarganya sendiri. Kebersahajaan ini justru menghadirkan keagungan yang sulit dilukiskan: masjid yang hidup oleh cinta, bukan hanya oleh syariat.
Ketua Takmir Masjid Minah Ponrangae, Ustadz Abdul Wahid, menyampaikan bahwa program ini telah berjalan hampir setahun dan menjadi rutinitas yang dinanti-nanti oleh warga. “Ini bukan hanya soal makan bersama, tapi membangun ukhuwah Islamiyah. Kami ingin masjid menjadi rumah kedua bagi seluruh warga,” ujarnya.
Yang lebih mengharukan, kegiatan ini tidak membedakan siapa yang hadir. Semua yang datang, tua-muda, kaya-miskin, bahkan musafir yang kebetulan singgah, disambut dengan hangat dan dijamu tanpa syarat. Sifat inklusif inilah yang membuat Jum’at Berkah di Masjid Minah Ponrangae begitu istimewa.
Para pemuda dan remaja juga turut terlibat dalam membantu persiapan dan pelayanan. Ada yang membagikan air minum, membersihkan tempat makan, bahkan sekadar menyapa para jama’ah dengan ramah. Sebuah contoh kolaborasi antargenerasi yang begitu indah, memperlihatkan bahwa nilai-nilai Islam terus hidup dan berdenyut dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak sedikit jama’ah dari luar desa yang datang hanya untuk merasakan keberkahan program ini. Bahkan, beberapa dari mereka mengaku mendapatkan ketenangan dan inspirasi yang luar biasa dari suasana hangat tersebut.
Program Jum’at Berkah ini bukan hanya sekadar makan bersama, melainkan momentum memperkuat iman, mempererat tali persaudaraan, dan membumikan nilai-nilai kebaikan di tengah masyarakat. Dengan penuh rasa hormat, kita patut mengapresiasi setiap tangan yang terlibat dalam kegiatan ini—terutama para ibu-ibu yang menjadi tulang punggung pelaksanaannya. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa, yang dengan tulus mempersembahkan tenaganya demi kebahagiaan sesama.
Masjid Minah Ponrangae telah menunjukkan kepada kita semua bahwa berkah bukan hanya datang dari langit, tetapi juga dari hati-hati yang ikhlas dan tangan-tangan yang ringan membantu. Semoga semangat ini menjadi inspirasi bagi masjid-masjid lainnya untuk menjadikan rumah ibadah sebagai pusat kemanusiaan, kasih sayang, dan keadilan sosial.@Red.