Menggetarkan Jiwa, Mencerahkan Iman, Khotbah Penuh Hikmah di Masjid SPBU Ponranga’e Sidrap tentang Hari Kebangkitan dan Pertanggungjawaban di Akhirat
SIDRAP — WARTA POLRI | Suasana hening penuh khidmat menyelimuti Masjid SPBU Ponranga’e, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), saat gema khotbah Jumat yang menggugah jiwa berkumandang dengan tema yang mendalam “Hari Kebangkitan dan Pertanggungjawaban di Hadapan Allah SWT”. Jamaah yang hadir pun larut dalam perenungan mendalam akan makna kehidupan dan tanggung jawab besar yang kelak akan dihadapi setiap insan di hadapan Sang Maha Adil. Jum’at,26/9/2025.
Khotbah yang disampaikan oleh Ustaz ini benar-benar menyentuh relung hati para jamaah. Dengan penyampaian yang tenang namun penuh kekuatan makna, beliau menguraikan tentang sebuah hari yang pasti akan datang Hari Kebangkitan di mana setiap manusia akan dibangkitkan dari kuburnya, berdiri di hadapan Allah SWT untuk mempertanggungjawabkan setiap amal, baik maupun buruk, yang pernah dilakukan selama di dunia.
> “Tidak ada satu pun amal yang akan luput dari penghitungan Allah. Setiap langkah kaki, setiap kata yang terucap, bahkan niat tersembunyi dalam hati, semua akan dibuka dan dipertanyakan satu per satu,” ujar beliau.
Beliau mengutip firman Allah SWT dalam Surah Az-Zalzalah ayat 7-8 yang berbunyi.
> “Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya pula).
Khotbah ini seolah menjadi cermin bagi setiap jamaah untuk menengok kembali perjalanan hidup mereka. Beliau pun menekankan bahwa kehidupan dunia hanyalah ladang amal, tempat menabur benih yang kelak akan dipanen di akhirat. Tidak ada kekuasaan, harta, atau ketenaran yang akan menyelamatkan seseorang pada hari itu, kecuali amal saleh dan ketulusan niat dalam menjalani hidup sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya.
Suasana masjid dipenuhi rasa haru ketika sang khatib menggambarkan dengan sangat menyentuh bagaimana setiap manusia akan melalui sesi demi sesi pertanyaan dari Allah SWT. Semua akan dihadapkan pada rekaman amal kehidupannya. Kaki akan bersaksi, tangan akan berbicara, dan lidah akan terkunci. Tak ada ruang untuk berdusta.
> “Jangan kira kita bisa bersembunyi di balik alasan. Pada hari itu, mulut dikunci dan anggota badan kita sendiri yang akan berbicara. Apakah kita siap,”tanya beliau retoris yang membuat banyak jamaah tertunduk dan merenungi.
Di akhir khotbah, beliau mengajak seluruh jamaah untuk senantiasa memperbaiki diri, memperbanyak amal kebaikan, menjaga lisan, dan menjauhi segala bentuk kezaliman, baik terhadap manusia, makhluk lain, maupun terhadap diri sendiri. Ia juga mengingatkan agar selalu memperbarui niat, karena setiap amal tergantung niatnya.
Khotbah ini tidak hanya memberikan pencerahan spiritual, tetapi juga menjadi momentum evaluasi diri yang sangat mendalam. Jamaah yang selepas shalat Jumat pun merenungi Kata-kata Ustadz.
> “Saya merasa seperti baru dibangunkan dari tidur panjang. Khotbah tadi benar-benar membuka mata hati saya,” ujar seorang jamaah.
Dengan penyampaian yang lugas, dalil yang kuat, dan ketulusan hati dalam berdakwah, khotbah di Masjid SPBU Ponranga’e ini layak dikenang sebagai salah satu momen kebangkitan spiritual masyarakat sekitar. Sebuah pengingat yang datang di waktu yang tepat bahwa hidup di dunia hanyalah perjalanan singkat menuju kehidupan yang abadi.
Semoga Allah SWT menjadikan kita semua sebagai hamba-Nya yang istiqamah di jalan kebaikan dan diberi kemampuan untuk menjawab setiap pertanyaan di hari kebangkitan dengan penuh ketenangan dan ridha dari-Nya. Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.@Red.