Semangat Persaudaraan di Tanah Leluhur, Perkawinan Suku Tolotang Jadi Simbol Gotong Royong dan Persatuan yang Mengharukan
SIDRAP — WARTA POLRI | Dalam sebuah momen yang sarat makna dan kehangatan budaya, suku Tolotang kembali memperlihatkan kepada dunia bagaimana nilai solidaritas dan gotong royong masih mengakar kuat dalam setiap sendi kehidupan mereka. Pada acara perkawinan besar yang berlangsung akhir pekan ini, masyarakat Tolotang berkumpul dengan penuh semangat, saling bahu membahu mempersiapkan pesta pernikahan yang bukan hanya mempertemukan dua insan, namun juga menyatukan hati seluruh komunitas. Jum’at,8/8/2025.
Perkawinan ini bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah perayaan budaya yang dipenuhi dengan cinta, persatuan, dan semangat kerja sama yang luar biasa. Dari pagi hingga malam, berbagai kalangan dari komunitas Tolotang yang juga memeluk agama aninisme (kepercayaan), baik tua maupun muda, datang dengan satu tujuan membantu, mendukung, dan merayakan bersama.
Tenda-tenda mulai didirikan sejak beberapa hari sebelum hari H. Terlihat tenda trowongan yang menggunakan terpal berdiri sederhana di tengah pelataran, sebagai saksi bisu dari kerja keras kolektif yang dilakukan dengan tulus dan ikhlas. Amri Arafah bersama keluarga besarnya dan juga sebagai tuan rumah menunjukkan keramahan tiada tara. Mereka tidak hanya menyambut tamu dengan senyum dan tangan terbuka, namun juga aktif melayani dan memastikan setiap orang yang datang merasa dihargai dan nyaman.
Pemandangan para famili dan kerabat yang sibuk menjamu tamu menjadi simbol nyata bahwa adat gotong royong di suku Tolotang bukanlah sekadar warisan budaya, melainkan bagian dari kehidupan sehari-hari yang dijalani dengan sepenuh hati. Wanita-wanita sibuk di dapur memasak dalam jumlah besar, sementara para pria bahu-membahu memasang dekorasi, mengangkat perlengkapan, hingga menyusun kursi dengan cermat.
Yang paling mengharukan adalah suasana kebersamaan tanpa sekat. Tidak ada perbedaan status atau peran yang menghalangi. Semua terlibat. Anak-anak, remaja, orang tua, semua turun tangan. Bahkan mereka yang datang dari kampung berbeda tak segan-segan membantu seperti membantu keluarga sendiri. Itulah wajah asli dari suku Tolotang komunitas yang menjunjung tinggi nilai kekeluargaan di atas segalanya.
Di tengah perhelatan yang begitu semarak, para tetua adat juga hadir memberikan restu, menambahkan nuansa sakral dalam setiap prosesi. Doa-doa dilantunkan dengan penuh harapan agar pasangan pengantin diberkahi kehidupan yang harmonis, serta agar tali persaudaraan di antara masyarakat Tolotang semakin erat dari waktu ke waktu.
Tak hanya soal kemeriahan, pesta ini juga menjadi ajang mempererat kembali hubungan antarkeluarga yang lama tak bersua. Gelak tawa dan cerita-cerita lama mewarnai malam yang penuh makna itu. Di balik kesederhanaan dan kehangatan yang terpancar, tersimpan pesan mendalam bahwa di atas segalanya, kebersamaan adalah harta yang paling berharga.
Sebagai catatan indah dari sebuah peristiwa luar biasa, perkawinan ini akan dikenang bukan hanya karena keindahan dekorasi atau ramainya tamu yang hadir, tapi karena kekuatan cinta dan solidaritas yang diperlihatkan oleh suku Tolotang sebuah pengingat bahwa dalam dunia yang semakin modern dan individualistis, masih ada komunitas yang setia menjaga jati dirinya melalui semangat gotong royong dan kebersamaan yang tulus.@Red.