WALI KOTA VISIONER, Andi Harun Tegaskan Pejabat Harus Tinggalkan Gaya Hidup Flexing, Utamakan Kesederhanaan dan Pelayanan Rakyat
SAMARINDA – WARTA POLRI | Dalam sebuah pernyataan yang penuh makna dan mencerminkan kepemimpinan yang visioner, Wali Kota Samarinda, Andi Harun, kembali menunjukkan kelasnya sebagai sosok pemimpin rakyat sejati. Beliau mengingatkan seluruh pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Samarinda agar menjauhi gaya hidup hedonis dan tidak terpancing tren flexing atau pamer kekayaan yang kini marak di media sosial. Minggu,7/9/2025.
Pernyataan ini bukan hanya sebatas seruan moral, tetapi juga cermin dari komitmen Andi Harun dalam membangun pemerintahan yang bersih, berintegritas, dan dekat dengan rakyat. Dalam pandangannya, seorang pejabat publik sejatinya adalah pelayan masyarakat yang harus hidup sederhana, menjadi teladan, dan hadir memberi manfaat nyata bagi warga yang dipimpinnya.
“Gaya hidup mewah dan pamer kekayaan hanya akan memperlebar jarak sosial antara pemimpin dan rakyat. Pejabat harus sadar bahwa tugas mereka bukan untuk menunjukkan kemewahan, tetapi memberi bukti nyata dalam bentuk kerja dan pengabdian,” tegas Andi Harun dalam salah satu agenda resmi di Balai Kota Samarinda.
Andi Harun selama ini dikenal sebagai pemimpin yang tidak hanya pandai berkata-kata, tetapi juga mampu menjadi contoh nyata. Dalam kesehariannya, ia kerap tampil sederhana, tanpa atribut berlebihan yang mencolok. Sikap ini menjadi inspirasi, terutama bagi para ASN dan pejabat di lingkungan Pemkot Samarinda, untuk lebih mengutamakan esensi pelayanan dibanding penampilan.
Dalam era digital yang dipenuhi dengan budaya pamer di media sosial, Andi Harun memberikan narasi tandingan yang kuat pemimpin harus rendah hati dan tidak silau dengan kemewahan. Menurutnya, kepercayaan rakyat bukan diraih dari citra glamor, melainkan dari kerja keras, empati, dan hasil nyata.
Pernyataan Andi Harun ini sejalan dengan semangat reformasi birokrasi yang tengah didorong di Samarinda. Ia menekankan pentingnya etika jabatan dan integritas moral dalam setiap aspek pemerintahan. Wali Kota dua periode itu menilai, gaya hidup sederhana bukan sekadar simbol, tetapi bagian dari nilai-nilai dasar yang harus dipegang teguh oleh aparatur negara.
“Pejabat yang hidup bersahaja akan lebih mudah mendengar suara rakyat. Tidak ada tembok tinggi antara mereka yang memimpin dan mereka yang dipimpin. Ini adalah esensi dari pemerintahan yang inklusif dan berkeadilan,” ujar Andi Harun.
Langkah ini pun mendapat apresiasi luas dari berbagai kalangan. Akademisi, tokoh masyarakat, hingga generasi muda memuji ketegasan Wali Kota dalam menjaga marwah birokrasi tetap bersih dari gaya hidup hedonis. Banyak yang menilai, pendekatan ini akan memperkuat kepercayaan publik terhadap pemerintahan daerah.
Di tengah maraknya sorotan terhadap gaya hidup para pejabat di berbagai daerah, kehadiran figur seperti Andi Harun menjadi angin segar. Ia tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan karakter dan budaya birokrasi. Samarinda kini dikenal sebagai kota yang menyeimbangkan pembangunan infrastruktur dengan pembangunan moral aparatur.
Konsistensi Andi Harun dalam membawa perubahan ini menegaskan posisinya sebagai pemimpin yang tak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional dan spiritual. Ia membuktikan bahwa kepemimpinan sejati bukan dilihat dari seberapa tinggi jabatan atau mewahnya kendaraan, melainkan dari dampak yang dirasakan rakyat di lapangan.@Red.